Monday, September 21, 2015

Perbedaan Cuaca dan Iklim

A. Cuaca
Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari. Cuaca rata-rata dengan jangka waktu yang lebih lama dikenal sebagai iklim. Cuaca terjadi karena suhu dan kelembaban yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan ini bisa terjadi karena sudut pemanasan Matahari yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya karena perbedaan lintang bumi.


B. Iklim
Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.

Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).

C. Perbedaan Cuaca dan Iklim
Cuaca adalah keadaan udara di suatu tempat pada waktu tertentu. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut meteorologi.

Iklim merupakan suhu rata-rata udara dalam waktu lama pada daerah yang sangat luas.
Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi.

Kondisi cuaca dipengaruhi oleh:
1. Angin
2. Suhu udara
3. Kelembaban udara 
4. Tekanan udara                      
5. Curah hujan
6. Letak suatu daerah

Macam-macam kondisi cuaca, antara lain, cerah, berawan, dingin, berangin, dan hujan.




Iklim di belahan bumi















Thursday, February 19, 2015

Siklus Biogeokimia

Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi jugs melibatkan reaksireaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. 
Siklus-siklus tersebut antara lain: siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus sulfur. Di sini hanya akan dibahas 3 macam siklus, yaitu siklus nitrogen, siklus fosfor, dan siklus karbon.

1. Siklus Nitrogen (N2)

Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.

Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).

Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. 

Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. 




2. Siklus Fosfor

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).

Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. 


3. Siklus Karbon dan Oksigen

Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.

Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.

Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.

Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.


Arus Laut Atlantik

Samudra Atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar 1/5 permukaan Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani yang berarti "Laut Atlas". Samudra ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi Atlantik Utara dan Atlantik Selatan. Dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di bagian barat samudera dan Eropa dan Afrika di bagian timur samudra.

Samudra Atlantik berhubungan dengan Samudra Pasifik, di bagian utara bumi melalui Samudra Arktik dan di bagian selatan bumi melalui Lintasan Drake. Hubungan buatan manusia antara Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik dibuat melalui Terusan Panama. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudera Hindia di bagian timur, dibatasi pada garis 20° Bujur Timur. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudra Arktik adalah garis dari Greenland ke Svalbard di sebelah utara Norwegia.


Mencakupi sekitar 20% permukaan Bumi, Samudra Atlantik berada di urutan kedua terbesar dalam segi ukurannya setelah Samudra Pasifik. Bersama dengan lautan di sekitarnya ia mempunyai luas sebesar 106.450.000 km²; jika lautan di sekitarnya tidak dihitung, luasnya 82.362.000 km². Jumlah wilayah yang mengalir ke Samudra Atlantik lebih besar empat kali daripada Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia. Volume Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya adalah 354.700.000 km³ dan tanpanya adalah 323.600.000 km³.

Kedalaman rata-rata Samudra Atlantik, dengan lautan di sekitarnya adalah 3.332 m. Kedalaman terbesar 8.605 m, berada di Palung Puerto Riko. Lebar Samudra Atlantik beragam, dari 2.848 km (1.769 mil) di antara Brasil dan Liberia hingga sekitar 4.830 km (3.000 mil) antara Amerika Serikat dan sebelah utara Afrika.

A. Arus Laut
Menurut Gross 1972, arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah.


Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia [Hutabarat dan Evans, 1986]. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang [Nontji,1987]. Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling.

Arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu [Sahala Hutabarat,1986] :
1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.

2. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan-perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.

3. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.

Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya, terbagi atas :
1. Gerakan dorongan angin
Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
2. Gerakan termohalin
Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi. Perubahan densitas timbull karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air  yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin.
3. Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
4. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar lapisan.
5. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat etrjadi gempa.
6. Gelombang lain
Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut. Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter (Bernawis,2000).

Berdasarkan letaknya, arus laut dapat dibedakan menjadi:
1. Arus atas, jika arusnya bergerak di permukaan laut;
2. Arus bawah, jika arusnya bergerak di bawah permukaan air laut
3. Long shore current, arah aliran arus sejajar dengan garis pantai
4. Rip current, arus yang berada di pantai berpasir halus dan bergelombang agak besar. Arah gerakannya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya arus ini mampu menyeret pasir beserta orang yang berada di tempat itu menuju ke laut yang lebih dalam. Contohnya, di pantai Parangtritis yang memiliki kecepatan sampai 80 km/jam.

Berdasarkan suhunya arus laut dibedakan menjadi:
1. Arus panas, kalau suhunya lebih panas dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Gulfstrem dan Kurosyiwo;
2. Arus dingin, kalau suhunya lebih dingin dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus Peru, arus Oyasyiwo, dan arus Labrador.

B. Faktor Terjadinya Arus Laut

1. Perbedaan suhu dan salinitas air laut
Arus laut yang diakibatkan oleh perbedaan suhu atau salinitas air di sutu wilayah lainnya disebut arus thermohalin. Perbedaan suhu atau salinitas air laut menyebabkan perbedaan kerapatan massa air laut (densitas), sehingga menimbulkan pergerakan air laut. Arus thermohalin merupakan perpaduan antara arus dasar, arus permukaan, dan arus vertical.

2. Gerakan angin yang tetap arahnya sepanjang tahun
Ada beberapa jenis angin yang berhembus tetap di permukaan bumi sepanjang tahun, di antaranya adalah angin Pasat, angin Barat, angin timur, dan angin Muson. Gerakan angin-angin tersebut akan mengakibatkan arus laut berupa gerakan arus permukaan yang arahnya mendatar.

3. Adanya rintangan pulau dan benua
Adanya rintangan pulau atau benua mengakibatkan arus laut membelok menurut garis pantai benua atau menjadi arus belahan, contohnya: arus Brasilia, arus Australia Timur. Arus belahan lalinnya adalah arus Ekuatorial Utara dari Samudera Atlantik berbelok menjadi arus Antillen dan arus Meksiko, kemudian arus Ekuatorial Selatan dari Samudera Hindia berbelok menjadi arus Agulhas dan arus Madagaskar.

4. Up Wellling Current
Adalah naiknya massa air dingin dari lapisan laut dalam ke lapisan permukaan  karena adanya kekosongan massa air di permukaan. Daerah ini merupakan tempat berkumpulnya plankton, karena itu daerah tersebut sangat kaya dengan ikan.

5. Down Wellling Current
Merupakan aliran massa air dari permukaan ke lapisan laut kebih dalam. Down Wlling Current terjadi karena di daerah permukaan laut terjadi penumpukan massa air, sehingga agar kondisinya tetap seimbang secara alamiah air laut akan dialirkan ke lapisan bagian dalam.

6. Arus panas dan arus dingin
Daerah pertemuan antara arus panas dan arus dingin merupakan daerah yang kaya akan ikan, karena arus dingin merupakan akumulasi plankton.

C. Arus di Samudra Atlantik

1. Di sebelah utara khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara Merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis Khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong angin pasat timur laut.

a. Arus Teluk atau Gulfstream
Merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan) semula masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini melalui Selat Florida (sebagai Arus Florida). Arus Florida yang segera bercampur dengan Arus Antillen merupakan arus besar yang mengalir di sepanjang pantai timur Amerika Serikat ke arah timur. Arus inilah yang disebut arus teluk sebab sebagian dari arus ini keluar dari teluk Meksiko.

b. Arus Greenland Timur
Merupakan arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusuri Pantai Timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub).

c. Arus Labrador
Berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya membawa ''gunung es'' yang ikut dihanyutkan.

d. Arus canary
Merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.

2. Di sebelah selatan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa selatan,merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat, sejajar dengna garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang bersama-sama dengan arus Khatulistiwa Utara ke Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.

a. Arus brazilia
Merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri Pantai Timur Amerika Selatan (khususnya brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.

b. Arus benguela
Merupakan lanjutan dari sebagian arus Angin Barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri Pantai Barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.

c. Arus Angin Barat
Merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir ke arah timur sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin.

Klasifikasi Iklim Indonesia Menurut Mohr (1993)

Klasifikasi Iklim Indonesia Menurut Mohr (1993)

A. Deskripsi Iklim

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi.

Iklim adalah agregat cuaca pada suatu tempat dan pada suatu periode waktu tertentu. Iklim bumi, telah dikenal memberikan sumbangan besar pada kehidupan masyarakat. la mengontrol berbagai kepentingan hidup, seperti air. udara, makanan, serat, energi, transportasi, dan kesehatan.

Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002).


B. Klasifikasi Iklim

Klasifikasi iklim secara genetik mendasarkan kriterianya pada faktor-faktor iklim penyebab seperti : aliran massa udara, zona-zona angin, benua dan lautan atau perbedaan penerimaan radiasi surya. Pada klasifikasi secara empirik, kriterianya didasarkan dari hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklim. Klasifikasi genetik umumnya menghasilkan klasifikasi untuk daerah yang luas tetapi kurang teliti. Dalam hubungan ini, untuk mengatasi kelemahan masing-masing pendekatan tersebut adalah dengan menggabungkan kedua macam klasifikasi tersebut.

Selanjutnya mengenai sirkulasi di daerah tropika, angin adalah udara yang begerak yang juga dapat dipandang sebagai energi. Gerakan dari satu tempat ke tempat yang lain terjadi karena adanya perbedaan tekanan. Karena di permukaan bumi selalu terdapat perbedaan suhu udara, maka terdapat perbedaan tekanan, dan perbedaan ini secara alami berusaha mencapai keseimbangan. Pada beberapa titik di permukaan bumi yang mempunyai tekanan rendah, udara dari tempat lain akan datang untuk mengisinya. Tidak jarang pula aliran-aliran udara tersebut pada tempat-tempat tertentu terhalang oleh bentuk permukaan pegunungan. Di tempat yang lain udara ini bertemu dengan sirkulasi yang lain.

Secara umum sirkulasi angin di bumi memiliki pola-pola tertentu. Ahli meteorologi sering menyebutnya dengan sirkulasi umum(global circulation), yang masing-masing terdiri dari 3 sabuk angin yang berhembus mengelilingi bola bumi pada belahan bumi utara dan selatan.

Seperti halya semua sistem konveksi, sirkulasi umum diberi tenaga oleh adanya ketidak-setimbangan suhu, dalam hal ini perbedaan suhu antara kedua kutub dan khatulistiwa. Udara khatulistiwa yang panas naik dan mengalir secara umum ke arah kutub.Sedangkan udara dingin kutub turun dan mengalir ke khatulistiwa. Namun berbagai faktor memperumit konsep sederhana di atas. Faktor tersebut antara lain adanya perputaran bumi, kemiringan sumbu bumi, dan topografi setempat. gabungan dari faktor-faktor ini akan menjadikan sirkulasi umum terbagi dalam 3 sabuk aliran udara yang sambung-menyambung. 

Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.

Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi.

Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul. 

Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama.

Tjasyono (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

1. Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklimnya adalah :

a. Daerah iklim tropis : 0o – 23,5o LU/LS
b. Daerah iklim sub tropis : 23,5o – 40o LU/LS
c. Daerah iklim sedang : 40o – 66,5o LU/LS
d. Daerah iklim dingin : 66,5o – 90o LU/LS

2. Iklim Kodrat
Pembagian iklim ini disesuaikan dengan batas kehidupan tumbuh-tumbuhan dan sebagai batas daerah iklimnya dipergunakan garis isotherm pada bulan terpanas dan terdingin selama satu tahun.

3. Iklim Berdasarkan Sirkulasi Udara
Penentuan iklim secara makro adalah pada sirkulasi udara yang dapat dihunungkan dengan iklim wilayah sesuai dengan zona angin dan masa udara. Flohn mengusulakan sistem klasifikasi yang memadai dengan menggunakan kriteria berdasarkan aliran angin global dan karakteristik hujan :
C. Klasifikasi Iklim Indonesia Menurut Mohr
Pembagian Iklim Menurut Mohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke permukaan bumi, yaitu menjadi tiga golongan sebagai berikut:
1. Bulan kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan perbulan kurang dari 60 mm.
2. Bulan sedang (BL), yaitu jumlah rata-rata curah hujan perbulan berkisar antara 60-90 mm.
3. Bulan basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan perbulan 100 mm ke atas.

BB: Bulan basah : P > 100 mm/bln
BK: Bulan kering : P < 60 mm/bln
BL: Bulan lembab : 60 < P < 100 mm/bln

Istilah Dalam Geomorfologi

1. Pegunungan
Yaitu jajaran daerah tinggi yang panjang , relatis sempit, dan mempunyai puncak-puncak yang sempit pula.

2. Daratan
Yaitu daerah yang umumnya rendah, terletak pada tepi-tepi benua dan banyak menjadi tempat tinggal.

3. Volkanisme
Yaitu peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi.

4. Magma
Adalah cairan pijar yang berada didalam perut bumi yang bersuhukan 1000 oC lebih.

5. Bentuk lahan Volkanik
Adalah bentuk lahan yang pembentukannya dikontrol oleh proses keluarnya magma dari dalam perut bumi.

6. Gang/Dikes
Yaitu batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.

7. Sills
Yaitu sisipan magma yang membeku diantara dua lapisan litosfer, relative tipis, dan melebar.

8. Batotit
Yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma karena penurunan suhu yang sangat lambat.

9. Apofisis
Yaitu batuan beku yang relative kecil merupakan cabang gang (dikes).

10. Ditrema 
Yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.

11. Lakolit
Yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma diantara dua lapisan litosfer dan membentuk seperti lensa cembung, dasarnya datar.

12. Lapolit
Yaitu batuan beku yang berasal dari resapan magma diantara dua lapisan litosfer dan membentuk seperti lensa cembung, dasarnya cekung (seperti kerang)

13. Alur sungai
Bagian muka bumi yang selalu berisi air yang mengalir

14. Hulu sungai
Bagian alur sungai yang terdekat dengan titik tertinggi alur sungai.

15. Hilir sungai
Bagian alur sungai yang terdekat dengan muara sungai

16. Daerah aliran sungai
Bagain permukaan bumi yang yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila jatuh hujan.

17. Meander mendalam
Adalah meander yang terjadi disebabkan adanya erosi fertikal dan erosi lateral, sehinga erosinya melebar dan mendalam.

18. Meander berteras
Adalah meander yang terjadi karena adanya pengangkatan yang bertingkat-tingkat, sehingga pada tepi-tepi lembah, pada sisi kiri dan kanan terjadi teras-teras yang bertingkat.

19. Meander lembah
Adalah meander yang terdapat pada lembah yang sudah mencapai stadium dewasa, ketika lebar dari meander lembah ini 20x lebar saluran.

20. Meander bebas
Adalah menader yang terjadi pada sungai yang telah mencapai stadium tua dan jalur meandernya tidak tertentu.

21. Meander pengikisan
Adalah meander yang terjadi karena ada pengangkatan atau penurunan permukaan laut.

22. Sungai permanen
Adalah sungai yang airnya sepanjang tahun yang airnya relative tetap besar.

23. Sungai periodic
Adalah sungai yang airnya pada musim hujan banyak, damn pada musim kemarau airnya kecil.

24. Sungai episodic
Adalah sungai yang pada musim kemarau kering dan pada musim hujan airnya banyak.

25. Sungai ephemeral
Adalah sungai yang ada airnya hanya pada waktu musim setelah hujan turun.
26. Sungai antesedan
Yaitu sungai yang mempertahankan alirannya memotong daerah yang mengalami pengangkatan.

27. Sungai superposed
Yaitu sungai yang mengalir diatas sedimen mendatar atau endapan aluvial yang menutupi batuan dibawahnya.

28. Sungai reserved
Adalah sungai yang tidak dapat mempertahankan aliranya terhadap pengangkatan daerah dan merubah alirannya.

Wednesday, February 18, 2015

Istilah Dalam Geologi

1. Litosfer
Adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos (λίθος) yang berarti berbatu, dan sphere (σφαῖρα) yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).

2. Viskositas 
Adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi.

3. Gempa bumi
Adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

4. Kerak Samudera 
Adalah bagian dari lithosfer bumi yang permukannya berada di cekungan samudera. Kerak samudera tersusun oleh batuan mafic, atau sima. Kerak ini lebih tipis dibandingkan dengan kerak benua (sial), dengan ketebalan lebih sedikit dari 10 kilometer, tetapi massa jenisnya lebih besar, memiliki massa jenis rata-rata sekitar 3.3 gram per sentimeter kubik.

5. Zona Subduksi 
Terjadi ketika lempeng samudra bertabrakan dengan lempeng benua, dan menelusup ke bawah lempeng benua tersebut ke dalam astenosfer. Lempeng litosfer samudra mengalami subduksi karena memiliki densitas yang lebih tinggi. Lempeng ini kemudian mencair dan menjadi magma. Subduksi menyebabkan terbentuknya palung laut, misalnya palung Mariana, serta menyebabkan terbentuknya pegunungan. Gunung berapi yang terjadi sepanjang zona perbatasan ini, seperti misalnya Puncak Saint Helens dan Krakatau, disebut sebagai gunung berapi zona subduksi.

6. Gunung berapi atau gunung api 
Secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

7. Episenter
Adalah itik di permukaan bumi tepat di atas fokus atau sumber gempa, dinyatakan dalam lintang dan bujur.

8. Gelombang Seismik 
Adalah getaran gempa yang menjalar di dalam dan di permukaan bumi dengan cara longotudinal dan tranfersal.

9. Hyposenter
Adalah parameter sumber gempa bumi yang dinyatakan dalam waktu terjadinya gempa, lintang, dan kedalaman sumber.

10. Lempengan 
Adalah salah satu bagian bawah permukaan bumi (kulit bumi). Lempengan ini ada yang bergerak saling mendekat, saling menjauh, saling berpapasan, dan saling menunjam. Pelepasan energi yang berasal dari lempengan atau pelat bumi inilah yang dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi.

11. Lempeng Tektonik 
Adalah bagian dari litosfer bumi yang padat atau rigid. Lempeng- lempeng tektonik ini senantiasa bergerak dengan lambat, terapung di atas mantel.

12. Tenaga endogen
Adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit  atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa. Vulkanisme dibagi lagi menjadi plutonisme dan vulkan. Contoh dari plutonisme adalah sill, gang, lakolit, batholit, dll. Sedangkan, tenaga vulkan sendiri dibagi lagi berdasarkan bentuk dan tipe letusannya. Berdasarkan bentuknya, gunung berapi dibedakan menjadi bentuk perisai, strato, dan maar. Dan berdasarkan tipe letusannya, dibagi menjadi Hawai, Stromboli, Vulcano, Merapi, St. Vincent, Peret, dan Pelle.
13. Troposfer
Adalah lapisan terendah yang tebalnya kira-kira sampai dengan 10 kilometer di atas permukaan bumi. Dalam troposfer ini terdapat gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasan global.

14. Mesosfer 
Adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi. Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini. Mesosfer terletak di antara 50 km dan 80-85 km dari permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K (18oC hingga − 73oC). Antara lapisan Mesosfer dan lapisan atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu Mesopause.

15. Kerak benua
Tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie !982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.

16. Lapisan Ozon 
Adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km (12 - 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil.

17. Magnetosfer 
Adalah lapisan medan magnet yang menyelubungi benda angkasa. Selain Bumi, Merkurius, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus juga diselubungi magnetosfer. Bumi diselimuti oleh suatu magnetosfer, sebagaimana planet termagnetisasi lain, Merkurius, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Bulan planet Jupiter, Ganymede, juga termagnetisasi, namun terlalu lemah untuk memerangkap plasma angin matahari. Mars  mempunyai magnetisasi permukaan yang terpetak-petak. Istilah "magnetosfer" juga digunakan untuk menggambarkan daerah dimana medan magnet dari benda langit mendominasi, misalnya magnetosfer pulsar.
18. Angin Matahari
Adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma) yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya sekitar 400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 4-5 hari. Angin matahari tersusun terutama oleh elektron ber-energi tinggi dan proton (sekitar 500 keV), yang mampu melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang karena energi termal nya yang sangat tinggi. Banyak fenomena yang diakibatkan oleh angin matahari, termasuk badai geomagnetik, aurora (cahaya utara), sebagai penyebab mengapa arah ekor komet selalu menjauhi matahari, serta formasi bintang-bintang jauh.

19. Stratigrafi 
Adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil  (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.

20. Peta geologi 
Adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya.

21. Skala peta 
Adalah perbandingan jarak yang tercantum pada peta dengan jarak sebenarnya yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya.

22. Pemetaan Geologi
Adalah kegiatan atau pekerjaan untuk mrngumpulkan data geologi, baik darat maupun laut melalui beberapa metode.

Proses fluviatil

Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi (sheet water). Proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan.

Proses Fluvial dapat dibendakan menjadi 3 :

Proses Erosi
Erosi ialah gaya menoreh dan gaya melebar air yang mengalir diatas permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya lembah-lembah.

Ada beberapa proses erosi yang dilakukan oleh air :  .    
Quarrying, yaitu pencongkelan batuan yang dilaluinya.

Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.

Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander.

Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.



Proses Transformasi
Sungai  mengangkut  material-material  hasil  erosi  dengan  cara sbb :
Traction (Traksi),  material dibawa dengan jalan diseret  pada  dasar  sungai.
Rolling (Kenggelindingan), material dibawa dengan jalan  digulingkan  pada  dasar  sungai.
Saltation (Saltati),  material  bergerak  dengan  melompat.
Suspension (Suspensi),  material  di angkut  dalam  bentuk  suspensi, pengangkutan  cara  ini menyebabkan  air  keruh. 
Solution (Larutan), material  diangkut  dalam  bentuk  larutan  kimia.


Proses Sedimentasi Proses sedimentasi adalah akumulasi secara progresif material sungai yang terangkut pada dasar sungai maupun dataran banjir atau tubuh perairan dimana sungai terhenti.

Deformasi Kerak Bumi

Gaya tektonik secara kontiniu menekan, menarik, membengkokkan dan memetahkan batuan di litosfer. Sumber energi tektonik berasal dari energu panas bumi yang diubah menjadi energi mekanik oleh koveksi. Aliran konveksi sangat besar, batuan panas dalam mososfer dan astenosfer perlahan-lahan menyeret dan membengkokkan litosfer secara kontiniu yang akhirnya menyebabkan batuan terdeformasi.

Stress dan Strain
Pengaruh stress terhadap batuan terhadap batuan tergantung cara bekerja atau sifatnya :
- Stress Uniform menekan dengan besar yang sama dari segal arah.
- Diferentian stress menekan tidak dari semua jurusan.

Ada 3 jenis stress :
- Tensional stress yaitu menarik batuan
- Shear stress yaitu menggeser batuan
- Compresional stress menkan bautan

Batuan yang terkena stress mengalami perubahan bentuk dan volume dalam keadaan padat yang disebut Stain.

Tahap Deformasi
Bila batuan mengalami penambahan stress akan terdeformasi melalui 3 tahap :
- Elastic Deformation yaitu deformasi sementara atau tidak permanen. Begitu stress hilang maka akan kembali ke bentuk semula.
- Ductile Deformation merupakan deformasi dimana elastic limit dilampaui sehingga perubahan yang terjadi tidak kembali ke bentuk semula.
- Fracture terjadi bila elastik limit dan ductile deformasi terlampaui.

Temperatur
Makin tinggi suhu suatu benda padat semakin ductile sifatnya dan keragasannya semakin berkurang. Misalnya pipa kaca tidak dapat di bengkokkan pada suhu udara, bila dipaksakan akan patah, karena regas (brittle). Setelah dipanaskan akan mudah dibengkokkan. Demikian pula halnya dengan batuan.
Waktu dan strain ratePengaruh batu dalam deformasi sanagat batuan sangat penting. Kecepatan strain sangat dipengaruhi waktu. Kecapan abtuan untuk berubah bentuk dan volume disebut strain rate. Makin rendah strain rate batuan makin besar kecendrungan terjadinya deformasi ducktile. Sedangkan bila suhu tinggi konfining pressure tinggi dan strain rate rendah batuan menjadi kurang regas dan lebih bersifat ducktile.

Komposisi
Komposisi batuan bepengaruh pada cara deformasinya. Komposisi mempunyai dua aspek :
- Jenis kandungan mineral dalam batuan beberapa mineral sangat britley sedangkan yang lainnya bersifat ductile. 
- Kandungan air dalam batuan mengurangi keregsannya dan memperbesar kondiktilannya. Pengaruh air memperlemah ikatan kimia mineral-mineral dan melapisi butiran-butiran mineral yang memperlemah friksi antar butir.

Struktur Geologi
Deformasi akibat gaya tektonik dikelompokkan sebagai struktur sekunder dan dibedakan dari struktur yang terbentuk pada saat atau sebelum batuan terbentuk yang dinamakan struktur primre. Yang termasuk dalam struktur primer adalah satruktur-struktur pada batuan sedimen, seperti bidang perlapisan. Lapisan bersusun, lapisan silang siur dan jejak binatang. Sedangkan pada batuan beku adalah rekahan-rekahan yang terbentuk akibat pendinginan, dinamakan kekar kolom (Columnar joins). Struktur sekunder yang terbentuk setelah batuan terbentuk adalah lipatan (fold), kekar (join) dan sesar (fault).

Lipatan
Lipatan adalah pelengkungan lemah yang luas, bisa lebih dari ratusan KM samapai yang sangat ketat berskala microscopis atau berdimensi diantaranya yang sangat mudah dilihat pada batuan yang berlapis.
Lipatan merupakan hasil deformasi ducktile akubat kompresi dan shear stress. Pada strain rate sangat rendah dan diatas brittle – ducktile trasntition, batuan dapat terlipat meskipun dekat permukaan.

Geometri Lipatan
Geometri lipatan ada dua yaitu antiklin dan sinklin. Antiklin yaitu lipatan keatas, melengkung keatas atau cekungan kearah bawah. Sedangkan sinklin yaitu melengkung kebawah. Pada umumnya kedua bentuk ini berpasangan. Lereng sebelah, menyebelah antiklin dan sinklin disebut sayap (limb), puncaknya crest dan titik terendah trough. Bidang simetri antara sayap disebut bidang sumbu (axial plane), dan garis potong nya dengan permukaan  yang melalui crest maupun trough disebut sumbu lipatan (fold axis).

Kekar
Kekar adalah rekahan-rekahan lurus planar yang membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok, dan merupakan bentuk rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar bidang.
Pada lapisan-lapisan sedimen sering terdapat kekar-kekar yang bervariasi arahnya. Rekahan-rekahan ini terbentuk selama penimbunan dan litifikasi yang akan tetap tertutup selama tertimbun dikedalaman.

Macam – Macam Kekar
Kekar atau rekahan berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
- Mikro joint
- Master joint

Berdasarkan bentuknya kekar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
- Kekar sistematik
- Kekar tak sistematik

Berdasarkan cara terbentuknya kekar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Kekar pengkerutan
- Kekar lembaran
- Kekar tektonik

Berdasarkan genesanya kekar tektonik ini dibagi lagi menjadi dua yaitu :
- Kekar gerus (shear joint)Kekar tarik (Tension joint ) dibagi atas :
- Extension jointRelease joint Berdasarkan kedudukan bidang lapisan batuan, kekar ini dibedakan menjadi :
- Dip joint
- Strike joint
- Bedding joint
- Diagonal joint

Sesar (fault)
Adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergerakan sejajar bidangnya. Umumnya tidak mungkin untuk mengetahui gerak sebenarnya sepanjang sesar dan bagian mana yang bergerak karena gerakan nya sudah berlangsung pada waktu lampau.

Separation (pergeseran relatif semu) 
Adalah jarak yang terpisah oleh sesar dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari sparation dapat diukur pada arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan bidang sesar.

Slip (pergeseran relatif sebenarnya)
Adalah pergeseran relatif sebenarnya pada sesar, diukur dari blok satu keblok yang lain pada bidang sesar dan merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran disebut juga ”Net slip”.

Klasifikasi Sesar
Sesar diklasifikasikan berdasarkan atas dip bidang sesar dan arah gerak relatifnya menjadi sesar normal, sesar naik dan sesar mendatar.

- Sesar normal
Sesar turun yang disebabkan oleh stress tensional yang seolah-olah menarik/memisahkan kerak. Sesar normal didefinisikan sebagai sesar yang hanging wallnya relatif turun terhadap foot wall.

- Sesar naik
Sesar naik berkembang karena stress kompresional. Gerak pada sesar naik blok hanging wall relatif naik terhadap blok foot wall. Sesar ini terjadi karena kerak memendek.

- Sesar mendatar
Sesar mendatar yaitu gerak horizontal dan sejajar dengan bidang sesarnya, pergerakan lateralnya ditentukan dengan melihat bidang sesarnya. Bila pengamat berdiri didepan blok sesar yang bergerak kearah kanannya, maka sesar mendatar tersebut namanya sesar mendatar menganan atau sesar mendatar dextral.


Indikasi Gerak Sesar
Sering kitas jumpai dinding atau bidang rekahan, namun tidak dapat dengan segera memngetahui apakah pernah terjadi gerakan sepanjang bidang tersebut atau tidak. Dengan kata lain kita tidak dapat menentukan apakah kekar atau sesar. Kebanyakan gerak sesar mengahncurkan batuan yang bergesekan menjadi berbagai ukuran tidak beraturan, membentuk breksi sesar (fault breccia).

Breksi sesar dapat dengan mudah dibedakan dari breksi sedimenter karena fragmen dan matriksnya teridiri dari material yang sama.

Jurus dan Keiringan bidang
Untuk mendeskripsikan deformasi lapisan batuan, misalnya pada batuan sedimen, diperlukan posisi setelah mengalami deformasi. Telah kita ketaui bahwa sedimen semula diendapkan dalam posisi horizontal. Setelah mengalami deformasi posisinya berubah.

Jurus adalah arahan garis perpotongan bidang di alam dengan bidang horizontal dinyatakan terhadap arah utara.

Kemiringan adalah sudut terbesar antara bidang (miring) di alam dengan biang horizontal deinyatakan dalam derajat.


Tuesday, February 17, 2015

Pengertian Meteorogi dan Klimatologi

Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer.

Klimatologi (Yunani: κλίμα, Klima, "wilayah, zona"; dan-λογία,-logia) adalah studi iklim, ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca rata-rata selama periode waktu tertentu, dan merupakan cabang dari ilmu atmosfer . Pengetahuan dasar iklim dapat digunakan dalam peramalan cuaca jangka pendek dengan menggunakan teknik analog seperti El Niño - Southern Oscillation (ENSO), yang Madden-Julian Oscillation (MJO), Osilasi Atlantik Utara (NAO), Annualar Utara Mode (NAM ), osilasi Arktik (AO), Pasifik Utara (NP) Index, Decadal Pasifik Oscillation (PDO), dan Pasifik Interdecadal Osilasi (IPO). Model iklim digunakan untuk berbagai tujuan dari studi mengenai dinamika iklim cuaca dan sistem untuk proyeksi iklim di masa mendatang.

Sejarah
Mungkin orang yang paling awal untuk mengadakan hipotesa konsep perubahan iklim adalah abad pertengahan ilmuwan Cina Shen Kuo (1031-1095 AD). Shen Kuo berteori bahwa iklim secara alamiah bergeser lebih dari satu rentang waktu yang sangat besar, setelah mengamati bambu membatu ditemukan di bawah tanah dekat Yanzhou (modern Yan'an, provinsi Shaanxi), wilayah iklim kering tidak cocok untuk pertumbuhan pohon bambu.

Peneliti iklim awal termasuk Edmund Halley, yang menerbitkan peta angin perdagangan pada 1686, setelah perjalanan ke belahan bumi selatan. Benjamin Franklin, di abad ke-18, adalah orang pertama yang memetakan jalannya Streaming Teluk untuk digunakan di luar negeri mengirim surat dari Amerika Serikat ke Eropa. Francis Galton menemukan istilah anticyclone. Helmut Landsberg menyebabkan analisis statistik yang digunakan dalam klimatologi, yang menyebabkan evolusinya menjadi ilmu fisik.

Perbedaan Metorologi dan Klimatologi
Meteorologi, yang berfokus pada sistem cuaca jangka pendek yang berlangsung hingga beberapa minggu, klimatologi mempelajari frekuensi dan kecenderungan sistem tersebut. Klimatologi mempelajari periodisitas peristiwa cuaca selama bertahun-tahun untuk milenium, serta perubahan dalam jangka panjang pola cuaca rata-rata, dalam hubungannya dengan kondisi atmosfer.

Climatologists, orang-orang yang praktik klimatologi, mempelajari baik sifat iklim - lokal, regional atau global - dan alam atau manusia yang disebabkan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan iklim. Klimatologi mempertimbangkan masa lalu dan masa depan dapat membantu memprediksi perubahan iklim.

Iklim fenomena menarik termasuk lapisan batas atmosfer, pola sirkulasi, perpindahan panas (radiasi, konveksi dan laten), interaksi antara atmosfer dan lautan dan permukaan tanah (terutama vegetasi, penggunaan lahan dan topografi), dan komposisi kimia dan fisik dari atmosfer.