Thursday, February 19, 2015

Klasifikasi Iklim Indonesia Menurut Mohr (1993)

Klasifikasi Iklim Indonesia Menurut Mohr (1993)

A. Deskripsi Iklim

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi.

Iklim adalah agregat cuaca pada suatu tempat dan pada suatu periode waktu tertentu. Iklim bumi, telah dikenal memberikan sumbangan besar pada kehidupan masyarakat. la mengontrol berbagai kepentingan hidup, seperti air. udara, makanan, serat, energi, transportasi, dan kesehatan.

Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002).


B. Klasifikasi Iklim

Klasifikasi iklim secara genetik mendasarkan kriterianya pada faktor-faktor iklim penyebab seperti : aliran massa udara, zona-zona angin, benua dan lautan atau perbedaan penerimaan radiasi surya. Pada klasifikasi secara empirik, kriterianya didasarkan dari hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklim. Klasifikasi genetik umumnya menghasilkan klasifikasi untuk daerah yang luas tetapi kurang teliti. Dalam hubungan ini, untuk mengatasi kelemahan masing-masing pendekatan tersebut adalah dengan menggabungkan kedua macam klasifikasi tersebut.

Selanjutnya mengenai sirkulasi di daerah tropika, angin adalah udara yang begerak yang juga dapat dipandang sebagai energi. Gerakan dari satu tempat ke tempat yang lain terjadi karena adanya perbedaan tekanan. Karena di permukaan bumi selalu terdapat perbedaan suhu udara, maka terdapat perbedaan tekanan, dan perbedaan ini secara alami berusaha mencapai keseimbangan. Pada beberapa titik di permukaan bumi yang mempunyai tekanan rendah, udara dari tempat lain akan datang untuk mengisinya. Tidak jarang pula aliran-aliran udara tersebut pada tempat-tempat tertentu terhalang oleh bentuk permukaan pegunungan. Di tempat yang lain udara ini bertemu dengan sirkulasi yang lain.

Secara umum sirkulasi angin di bumi memiliki pola-pola tertentu. Ahli meteorologi sering menyebutnya dengan sirkulasi umum(global circulation), yang masing-masing terdiri dari 3 sabuk angin yang berhembus mengelilingi bola bumi pada belahan bumi utara dan selatan.

Seperti halya semua sistem konveksi, sirkulasi umum diberi tenaga oleh adanya ketidak-setimbangan suhu, dalam hal ini perbedaan suhu antara kedua kutub dan khatulistiwa. Udara khatulistiwa yang panas naik dan mengalir secara umum ke arah kutub.Sedangkan udara dingin kutub turun dan mengalir ke khatulistiwa. Namun berbagai faktor memperumit konsep sederhana di atas. Faktor tersebut antara lain adanya perputaran bumi, kemiringan sumbu bumi, dan topografi setempat. gabungan dari faktor-faktor ini akan menjadikan sirkulasi umum terbagi dalam 3 sabuk aliran udara yang sambung-menyambung. 

Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.

Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi.

Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul. 

Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama.

Tjasyono (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

1. Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklimnya adalah :

a. Daerah iklim tropis : 0o – 23,5o LU/LS
b. Daerah iklim sub tropis : 23,5o – 40o LU/LS
c. Daerah iklim sedang : 40o – 66,5o LU/LS
d. Daerah iklim dingin : 66,5o – 90o LU/LS

2. Iklim Kodrat
Pembagian iklim ini disesuaikan dengan batas kehidupan tumbuh-tumbuhan dan sebagai batas daerah iklimnya dipergunakan garis isotherm pada bulan terpanas dan terdingin selama satu tahun.

3. Iklim Berdasarkan Sirkulasi Udara
Penentuan iklim secara makro adalah pada sirkulasi udara yang dapat dihunungkan dengan iklim wilayah sesuai dengan zona angin dan masa udara. Flohn mengusulakan sistem klasifikasi yang memadai dengan menggunakan kriteria berdasarkan aliran angin global dan karakteristik hujan :
C. Klasifikasi Iklim Indonesia Menurut Mohr
Pembagian Iklim Menurut Mohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke permukaan bumi, yaitu menjadi tiga golongan sebagai berikut:
1. Bulan kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan perbulan kurang dari 60 mm.
2. Bulan sedang (BL), yaitu jumlah rata-rata curah hujan perbulan berkisar antara 60-90 mm.
3. Bulan basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan perbulan 100 mm ke atas.

BB: Bulan basah : P > 100 mm/bln
BK: Bulan kering : P < 60 mm/bln
BL: Bulan lembab : 60 < P < 100 mm/bln

No comments:

Post a Comment